Tuesday, October 16, 2012

Mengenang Beberapa Anggota Polri Yang Gugur Dalam Tugas


Anggota Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Bripda Suherman, yang tewas akibat baku tembak dengan komplotan teroris di Solo, anak kesatu dari dua bersaudara, anak dari Bpk. Baharuddin dan Ibu Tahira S. Suherman tertembak di Solo, Jumat 31 Agustus 2012 malam, dalam baku tembak dengan kawanan teroris. Dia lahir di Desa Padang Loang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, 9 Oktober 1988 silam.


Seorang anggota Satuan Narkoba Polres Boyolali, Harun Al Rosyid, 47, meninggal dunia saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN), Boyolali Rabu (9/5/2012) siang. Diduga, polisi berpangkat Aiptu itu mengalami serangan jantung. Sang polisi kemudian dibawa oleh rekannya ke RSUD Pandanarang. Warga Dukuh Singirejo, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono ini dinyatakan sudah meninggal dunia sesampainya di RS. Humas Pengadilan Negeri Boyolali, Bambang Eka Putra mengatakan korban jatuh pingsan dari tempat duduknya saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam kasus Narkotika. Ia menjadi saksi dengan terdakwa Sigit Erfan Susanto. Peristiwa ini berlangsung pada pukul 13.00 WIB.

Briptu Ronald Sopamena, tewas setelah patroli Brimob Polda Papua disergap kelompok tak dikenal di areal pertambangan Freeport. Tim patroli anggota Brimob Polda Papua mendapatkan informasi adanya pergerakan kelompok bersenjata di sekitar Mile 37. Pada saat bersamaan, regu yang berasal dari Detasemen B Mimika itu memang sedang melaksanakan kegiatan penyisiran dan patroli di sekitar daerah tanggul timur PT Freeport Indonesia. “Kelompok itu muncul tiba-tiba sehingga terjadi kontak tembak,”

Seorang anggota polisi lalu lintas yang sedang berpatroli tewas ditembak oleh orang tak dikenal di Bangkalan, Madura, pada Senin (1/8/2011) sore. Berdasarkan keterangan saksi mata, orang yang melakukan penembakan juga berpakaian polisi. Anggota polisi bernasib malang tersebut bernama Erik Setyo Widodo. Sebelum ditembak, Briptu Erik didatangi sebuah mobil di jalan akses Suramadu. Dari dalam mobil turun tiga orang yang kemudian menghampiri korban. Berselang sekira dua jam kemudian, jenazah Briptu Erik ditemukan dalam kondisi telanjang di semak belukar kawasan Pegunungan Gigir, Bangkalan-Madura. Seragam polisi milik korban juga ditemukan tak jauh dari lokasi jenazah.
Dua anggota Satuan Gegana Polri tewas ditembak kelompok tak dikenal di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Sabtu (3/12/2011). Keduanya tewas tertembak saat mengevakuasi dua rekannya yang sakit dari Pos Tinggi Nambut.  Kedua anggota yang meninggal dunia itu adalah Bripda Ferly dan Bripda Eko dari Satuan Gegana Mabes Polri. Mobil evakuasi dihadang oleh kawanan tak dikenal di Kali Semen, Kampung Wandigobak, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Kelompok tersebut lalu membombardir petugas tersebut dengan peluru tajam. 

Sementara itu, satu anggota lainnya, Bripda Syukur, terluka tembak di paha. Bripda Syukur merupakan anggota dari Den C Brimob Polda Papua. 

Aipda Sugiyantoro, anggota Unit Ranmor Polresta Bekasi Kota jadi korban penembakan di Kota Bekasi. Hasil visum Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menunjukkan Sugiyantoro tewas karena tertembak peluru dari pistol, bukan senjata laras panjang. Hasil visum itu diterima setelah jenazah dibawa ke rumah duka di Jalan Naar RT 02/04 Jembatan 5, Rawalumbu, Kota Bekasi, sekitar pukul 12.00 WIB. Meski sudah mendapat hasil visum, namun polisi belum berhasil menemukan proyektil peluru yang tembus ke bagian belakang kepala korban.

Kondisi kesehatan Bripka Endro Margiyanto (46), anggota polisi yang menjadi korban penembakan terduga teroris di Pospam Gemblegan, Serangan, Jumat (17/8) lalu, belum pulih. Kendati telah diijinkan pulang dari RS Kasih Ibu, namun dia masih tergolek lemas di kediamannya di Asrama Polisi Panularan, Jalan Moh Yamin, Serengan. Hingga hari ini, Endro belum bisa berjalan walau sudah bisa berkomunikasi. Peluru menembus pingga kirinya hingga ke perut sebelah kanan dan mengenai saraf motorik. Akibatnya, salah satu kaki Endro hingga kini belum bisa digerakan normal, meski peluru yang menyarang di bagian perutnya telah dikeluarkan oleh tim dokter RS Kasih Ibu. Endro dirawat di RS Kasih ibu sesaat setelah ditembak hingga tanggal 9 September kemarin.
"Kesehatan saya sudah semakin membaik, tetapi belum bisa berjalan sendiri," terang Endro saat dijumpai sejumlah wartawan di tempat tinggalnya di Aspol Panularan, tadi pagi. Menurut dia, kaki kirinya masih lemah dan belum bisa untuk berjalan, kendati sudah bisa digerakkan. Untuk kaki kanannya tidak bermasalah. Tetapi, dia masih harus mendapat bantuan orang lain jika ingin ke kamar mandi atau duduk dan diwajibkan kontrol ke dokter untuk memulihkan fungsi kakinya tersebut.

Bripda Ferliyanto Kaluku, anggota Satuan Gegana Kelapa Dua yang tewas tertembak saat bertugas di Puncak Jaya Papua, dimakamkan, Senin, (5/12/2011). Korban dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pentandio Gorontalo dengan upacara militer.
Iring-iringan mobil yang membawa peti jenazah almarhum tiba dilokasi pemakaman sekitar pukul 10:00 Wita. Jenazah diantar oleh ratusan pelayat, mulai dari keluarga, kerabat, serta tak ketinggalan orang tua almarhum, Mohammad Kaluku dan Erni Moha. Isak tangis keluarga dan kerabat langsung pecah saat jasad almarhum akan dimasukkan ke liang lahat. Bahkan sang kakak, Roin Kaluku histeris dan jatuh tersungkur di pinggir liang lahat. Keluarga besar almarhum seakan tidak rela adik kesayangannya pergi dengan cara tragis.
Usai pemakaman, giliran sang ibu, Erni Moha yang tersungkur akibat tidak sadarkan diri. Sang ibu terpaksa di bopong keluar dari areal pemakaman.

Sementara itu, kepergian almarhum Ferliyanto Kaluku meninggalkan kenangan bagi sang kakak, Roin Kaluku. Menurut Roin, sebelum meninggal, almarhum sempat menyampaikan keinginannya untuk mengikutkan adiknya pada seleksi penerimaan polisi Januari mendatang.

Sebagai prajurit yang gugur saat bertugas, Polri memberikan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat dari Bripda menjadi Briptu. (hsb)











No comments:

Post a Comment