Thursday, October 11, 2012

Nato..??


Nato??


NATO kira-kira artinya banyak omong tapi tidak pernah berbuat. Pemahaman NATO tentu saja bervariasi bergantung kepada darimana kita memandang. Okey, NATO barangkali merupakan sebuah sindiran kepada orang-orang yang kerjanya hanya mengkritik tetapi tidak  berbuat apa-apa untuk memperbaiki keadaan. Nah, berbuat sesuatu pun macam-macam. Ada orang yang mengkritik tanpa data hanya berdasarkan angan-angan atau dendam pribadi. Ada juga orang yang mengkritik dengan menampilkan data dan fakta tetapi sudah dipelintir sedemikian rupa sehingga menguntungkan pihak yang mengkritik. Ada pula orang yang mengkritik dengan menampilkan data dan fakta. Semua pengkritik ini dianggap hanya mengkritik tetapi dianggap tidak berbuat apa-apa.

Barangkali para pengkritik tidak berbuat apa-apa ada alasannya. Mungkin tidak punya kesempatan untuk mengapresiasikan ide-idenya dalam praktek sehari-hari, sehingga ia hanya mengkritik. Mungkin pula ada yang telah diberi kesempatan tetapi tidak memanfaatkannya. Mungkin juga ada yang telah diberi kesempatan tapi dianggap tidak mampu menyelesaikan. Tapi barangkali ada juga karena kecewa.

Saya kok berpikir alangkah baiknya jika para pengkritik itu ditempatkan pada tempat yang wajar, yaitu ditempatkan sebagai pemberi masukkan yang berharga bagi perbaikkan institusi ke depan. Misalnya, seorang pengamat polisi, ia akan lebih tepat jika ia ditempatkan tetap pada tempatnya yaitu mengoreksi kebijakan kepolisian terkait dengan bidang yang dipahaminya.

Bila perlu mereka diberi fasilitas agar pekerjaan mereka lancar. Apakah dapat dinyatakan bahwa pengamat kepolisian itu hanya NATO? Cuma ngomong doang? Saya pikir kok bukan begitu. Ia telah berbuat sesuatu bagi perbaikkan bangsanya melalui hasil pengamatannya dan kemudian memberikan kritikan kepada kita serta barangkali memberikan saran atau masukkan bagaimana seharusnya kita memperbaikinya.

Soal dia mampu atau tidak itu urusan lain. Barangkali jika diberi kesempatan ia akan mampu melakukannya. Kalau toh tidak mampu setelah diberi kesempatan, maka berarti salah tempat. Ia harus dikembalikan kepada fungsinya semula, yaitu sebagai pengamat politik. Ia akan lebih produktif jika ia ditempatkan sebagai mengkritik daripada sebagai pelaksana.

Ambil contoh lain. Orang yang berperan sebagai penasehat. Tugas dia adalah memberi nasehat atau masukkan tetapi apakah ia akan mampu melaksanakan apa yang ia sarankan? Belum tentu bukan? Nah, penasehat akan lebih tepat jika ia tetap ditempatnya. Nah, para pelaksanalah yang kemudian melaksanakan apa-apa yang disarankan.

Jadi masing-masing orang mempunyai tempatnya masing-masing. Ada yang cocok menjadi pengkritik; ada yang cocok menjadi pemimpin; ada yang cocok menjadi anak buah; ada yang cocok menjadi pelaksana, dsb.

Jadi menurut saya para pengamat dan para pengkritik itu sebenarnya tidak hanya ngomong tetapi dia juga telah berbuat sesuatu sebatas kesempatan dan kemampuan yang ada pada mereka. Yang dapat dinyatakan sebagai NATO barangkali adalah orang-orang yang mengkritik tanpa alasan yang benar, tanpa data dan fakta, dan hanya dikarenakan dendam atau hanya karena mendengar alias mengkritik membabi buta.

Saya yakin, jika para pengambil kebijakan, para pimpinan dan para pelaksana itu mempertimbangkan kritikan yang masuk maka akan pesatlah sebuah negara, masyarakat, institusi. Sebab, yang dapat melihat kekurangan mereka adalah orang lain bukan diri mereka sendiri. Dalam jendela Johari ada jendela yang disebut jendela buta, yaitu sesuatu dalam diri yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh diri itu sendiri. Nah, biasanya diri itu sulit melihat kelemahan atau kekurangan diri sendiri maka perlu bantuan orang lain. Nah, jika demikian jika para pemimpin itu mempertimbangkan kritikan yang masuk ia akan segera melihat kelemahan dirinya dan kemudian membuat perbaikan yang perlu.

Think positive..;
Jadi perhatikan orang-orang yang dianggap NATO, barangkali justru dari merekalah dapat diangkat ide-ide yang cermelang bagi kemajuan suatu isntitusi.

Yang penting tentu kita para praktisi tidak termasuk dalam kelompok ini:
- NATO (No Action Talk Only).
- NARO (No Action Review Only),
- NADO (No Action Dream Only),
- NACO (No Action Concept Only),
- NABO (No Action Briefing Only),
- NAMO (No Action Meeting Only), dan
- NASO (No Action Strategy Only).


No comments:

Post a Comment